Meningkatkan Peran Pelajar NU ( Refleksi Harlah IPNU ke-60)



Tahun ini Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama genap berusia 60 tahun. Sebuah kenyataan yang memunculkan kebanggaan sekaligus tantangan. Di satu sisi, dengan eksistensi IPNU sampai hari ini menunjukan bahwa IPNU telah menjadi organisasi pelajar yang  tidak boleh dipandang sebelah mata. Artinya, IPNU dalam waktu yang lama telah ikut mewarnai dinamika dunia kepelajaran di Indonesia. Apalagi jika mengingat dinamika politik dan sosial di Indonesia yang sering berubah-ubah, maka keberadaan IPNU hingga hari ini adalah sebuah berkah yang layak disyukuri.

            Namun, keberadaan IPNU saat juga memunculkan sebuah pertanyaan. Sudahkah keberadaan IPNU memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan? Apabila melihat sejarah perjalanan IPNU, sekurang-kurangnya ada 3 hal yang menjadi tujuan IPNU. Pertama, IPNU merupakan tempat kaderisasi utama pelajar NU. Kedua, IPNU menjadi wadah aspirasi utama bagi pengembangan potensi pelajar NU. Terakhir, IPNU menjadi pemegang mandat paling sah dalam membawa nama NU dalam dinamika gerakan pelajar di Indonesia. Dalam skala yang lebih luas, IPNU bertujuan menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Seiring berubahnya waktu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama sebagai organisasi pelajar terus mengalami tantangan.  Ada beberapa hal utama saat  membicarakan tantangan IPNU saat ini. Terkait dengan kaderisasi, keberadaan IPNU saat ini belum dapat menjalankan fungsi pengkaderan secara maksimal. Pelajar dan santri sebagai ladang kaderisasi utama belum tergarap efektif sementara di sisi lain formulasi pengkaderan yang ada belum mampu menghasilkan kader unggul. Indikasi yang sederhana, proses pemilihan kepengurusan di level NU sendiri belum menjadikan keaktifan di IPNU sebuah pertimbangan. Dengan kata lain, dalam level NU saja kaderisasi di IPNU masih belum diakui sepenuhnya.
Tantangan selanjutnya, ruang mobilitas kader IPNU masih berkutat pada sektor-sektor yang terbatas. Padahal perkembangan zaman menuntut kemampuan manusia-manusia yang cerdas intelektual dan memiliki skill yang mempuni di berbagai bidang. IPNU belum menunjukan peranannya secara memadai dalam hal pembentukan kualitas  kader yang mempuni. Dalam hal olahraga, seni dan sains terlihat sekali IPNU belum menunjukan peran yang maksimal. Hal ini perlu menjadi perhatian yang serius agar IPNU mampu menunjukan kiprahnya di segala bidang.  
Di sisi lain, sumber daya IPNU juga terancam dengan fenomena politik praktis yang kerap menarik kader IPNU untuk berkiprah didalamnya. Politik praktis bukanlah sesuatu yang pasti jelek akan tetapi melibatkan organisasi pelajar dalam politik berpotensi menimbulkan banyak kerugian. Organisasi akan dibawa-bawa untuk kepentingan pribadi dan golongan. Sementara friksi-friksi yang kerap terjadi secara terang-terangan dalam dunia politik juga dapat menjalar ke organisasi. Oleh karenanya menjaga jarak dengan politik praktis merupakan pilihan yang paling bijak. Jangan sampai IPNU dibawa untuk kepentingan pribadi atau partai tertentu. Bukankah lebih baik fokus kepada kerja-kerja utama seperti pengkaderan dan pendididan
Hari ini banyak kader IPNU terjebak pada dinamika politik, mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Ini sangat bertolak belakang dengan misi awal berdirinya IPNU, yaitu pemberdayaan serta peningkatkan kapasitas intelektual pelajar dan santri. Secara langsung ataupun tidak tentu hal  ini akan berpengeruh terhadap roda dan kinerja organisasi.
Upaya Meningkatkan Peran   
Sebagai organisasi pelajar, sebenarnya peluang untuk berkontribusi bagi dunia kepalajaran dan pendidikan sangatlah terbuka. Jamak diketahui, kondisi pelajar di Indonesia menggambarkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Adanya tawuran yang kerap terjadi di berbagai berulang-ulang, seks bebas, tingginya angka narkoba dikalangan pelajar serta ancaman radikalisme pelajar adalah beberapa problem serius yang kini mewarnai dunia pelajar di Indonesia.

Dalam kontek itu, IPNU seharusnya mulai memikirkan kembali bagaimana fungsi dan peranannya. IPNU perlu mempertegas kembali kerja-kerja organisasi dalam memperbaiki problem-problem pelajar diatas. Semestinya hal ini hal tersebut dilaksanakan dalam dua arus besar sekaligus. Pertama, IPNU bertanggung jawab penuh agar kader-kader IPNU memiliki kapasitas unggul dan terhindar dari perilaku menyimpang yang marak terjadi di dunia pelajar. Maka dalam setiap momentum kaderisai IPNU baik formal ataupun informal harus memberikan wawasan tersebut.

Kedua, IPNU harus menjadi pendorong dan pelopor utama dalam  mewujudkan pelajar di Indonesia yang berkualitas. Seluruh jaringan dan elemen IPNU harus berperan dalam upaya-paya produktif dalam memajukan pelajar Indonesia yang unggul. Upaya ini dilakukan dengan mendorong sistem pendidikan yang berkualitas di satu sisi dan disisi lain mendorong pencegahan hal-hal yang dapat merusak pelajar seperti seks bebas, narkoba dan tawuran pelajar.

             Dengan kerja-kerja tersebut, peran dan fungsi IPNU dapat dilihat langsung dalam kontek dunia kepelajaran. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan komitmen, kekompakan dan kepedulian segenap elemen IPNU.  Harapannya, usia yang semakin menua tidak menunjukan kerapuhan akan tetapi justru memunculkan kematangan dalam menunjukan peran dan kontribusi bagi generasi muda Indonesia yang lebih baik. Semoga.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Crative Commons © 2011. Catatan Santri Yang Aktif Berorganisasi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger