Miror dari Santripedia

Kitab kuning yang merupakan karya ulama’ terdahulu sebenarnya isinya sama dengan kitab-kitab atau buku terbitan sekarang. Bahkan Kitab kuning sebagai karya ilmiah merupakan ijtihad ulama’ terdahulu memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan buju-buku sekarang.
Ustad Kholid Mawardi Irma (Kiri) saat memberikan materi MOSBA di Pesantren Al-Luqmaniyyah  (6/9)
Demikian disampaikan oleh Ustadz M. Kholid Mawardi Irma saat mengisi acara Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) Pondok Pesantren Al Luqmaniyyah pada Kamis malam (06/09). Pada kesempatan malam hari itu, salah satu pengajar di PP AL Luqmaniyyah itu menyampaikan materi tentang pengenalan kitab kuning.
Lebih lanjut, Kholid menyampaikan bahwa salah satu keunggulan dari kitab kunig adalah sifatnya yang dapat dipertanggung jawabkan sampai akhirat nanti, sementara buku-buku sekarang pertanggungjawabannya hanya sebatas dunia saja.
“Selain itu, unsur barokah pun tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kitab kuning itu sendiri.” tuturnya.
Dalam kesempatan itu dijelaskan pula bahwa jenis pembahasan kitab kuning bermacam-macam, diantaranya mengenai akhlak, nahwu, fiqih, logika, tarikh, tauhid, dan masih banyak lagi cabang keilmuan lainnya.
Apakah terjemahan kitab kuning bisa mewakili kitab kuning itu sendiri? Saat pertanyaan tersebut terlontar dari salah satu peserta MOSBA, Ustadz Kholid menjelaskan bahwa terjemahan kitab kuning belum bisa sepenuhnya mewakili kitab kuning itu sendiri. Hal itu dapat terjadi karena kualitas kitab kuning bisa berubah apabila penerjemah kurang ahli serta kurang menguasai ilmu-ilmu tentang kitab kuning. “Kalau tidak tahu ilmunya, menerjemahkannya bisa ngawur” ungkap beliau
.